Film Love For Sale
yang menceritakan Richard (Gading Marten) seorang jomblo akut yang telah hidup
sendirian dalam waktu yang sungguh-sungguh lama. Dia hanya didampingi seekor
kura-kura bernama Kelun. Suatu saat sahabat-temannya menantang Richard untuk membawa
pasangannya ke acara pernikahan, dan Richard mencarinya lewat aplikasi penyedia
jasa sahabat kencan yang bernama Love Inc. Lewat aplikasi tersebut ia menemukan
Arini (Della Dartyan) dan terbukti Richard justru terjebak bersama Arini untuk
waktu yang lebih lama. Arahan Andibachtiar Yusuf (Ucup) untuk kedua kali di
bulan ini sesudah Mata Dewa yang kebetulan pekan lalu saya tonton dengan
berujung kekecewaan, walhasil memperoleh pemuasan pada film ini. Bisa dipandang
perbedaannya saat seseorang memakai hati dan passion saat membuat karya. Love
For Sale menunjukkan kesungguhan, tidak hanya seorang Ucup sendiri, melainkan
hampir seluruh yang menonjol di depan (dan belakang) layar berperan dengan
sungguh-sungguh bagus.
Dalam Film Love For
Sale, Richard, seorang bujang lapuk berumur 41 tahun yang tinggal bersama
kura-kura tua bernama Kelun, memiliki bisnis keluarga percetakan yang terletak
di samping tempat tinggalnya. Sebagai bos, ia terlampau menekankan disiplin
waktu kepada buah hati buahnya. Beberapa kali terlontar omelan tipikal bos yang
memang cocok tidak disukai buah hati buahnya. Di lain waktu dan tempat, Richard
berada di posisi bawah, di-bully oleh sahabat-sahabat nonton bolanya karena
tidak pernah mengajak gandengan apalagi pacar. Satu kali sesudah acara nobar,
Richard diwujudkan arena taruhan apakah bisa bawa gandengan atau ngga waktu
kondangan di nikahan salah satu temannya, adalah sekitar 2 pekan lagi.
Mendekati hari itu, Richard dibikin pusing gimana caranya bisa bisa gandengan.
Tidak diduga, ada selebaran seputar aplikasi biro jodoh Love inc. yang dicetak
di tempatnya. Tidak lama, datanglah seorang wanita indah, Arini, sang wanita
"Love inc." Acara kondangan berlalu lebih lancar dari yang diduga.
Arini berperan sungguh-sungguh bagus layaknya pacar sendiri. Upaya bahwa hanya
semalam, terbukti kontrak yang telah diambil durasinya kurang lebih sebulan.
Lalu tumbuhlah cinta seiring mereka tinggal seatap.
Permulaan kekerabatan mereka menonjol kaku, kikuk. Memang
sewajarnya seperti itu. Dan mereka sungguh melakoninya tanpa keanehan. Pelan,
kekakuan itu mencair. Ada keterikatan perasaan, apalagi di dalam hati Richard,
Arini menjadi sosok wanita idaman. Semua hal yang Richard butuhkan dari sosok
wanita pendamping ada di diri Arini. Dari pandai memasak, tahu seputar Film Love For Sale sampai pengetahuan
seputar sepak bola. Pun membuat para penonton lelaki baper memperhtikan sosok
Arini yang semacam itu sempurna.
Pengenalan Love, inc. sebagai aplikasi biro jodoh (tipe
Tinder melainkan sedikit berbeda) agaknya kurang mendalam. Sepertinya hanya
Richard yang menjadi "korban" Arini dan Love, inc. Sedangkan jumlah
brosur yang dicetak sampai 200 ribu eksemplar, lalu entah sirna semacam itu
saja. Visinema Pictures sebagai salah satu rumah produksi film - film yang
tidak bisa dianggap sepele. Angga D. Sasongko dan Chicco Jerikho duduk di kursi
produser tidaklah main-main . Pun bagaimana Ucup memilih para pemain penyokong.
Dari pemeran sebagai pegawai-pegawai Richard, sahabat nobar, sampai sahabat
kumpul Arini. Semua dipilih dengan hati-hati dan walhasil adalah paket komplit
sebuah Film Love For Sale epik drama
komedi romantis.
Film Love For Sale
akan membawa penonton dibawa larut masuk ke dalam perasaan Richard. Merasa
dicintai dan dipandang. Tetapi mimpi indah tanpa ada konflik. Lalu terbangun
dari mimpi indah dan kenyataan memang semacam itu adanya. Ditinggalkan sewaktu
sayang-sayangnya. Rasa hampa menghinggap perasaan Richard dan penonton. Dia,
Richard, pada walhasil berdamai dan legowo bahwa memang perasaannya seharusnya
bertepuk sebelah tangan. Hanyalah perkara kontrak dan waktu. mengambil opsi yang berbeda. Hidup pastilah
seharusnya memilih. Dan memilih untuk mencintai yang berimplikasi akan merubah
pribadi dari buruk menjadi bagus adalah opsi arif.